Text
Tidak Ada Ghetto : Gereja di dalam Dunia
Jika tidak ada "penumpang gelap" dan tidak ada negara agama, tentu masuk akal pula jika di Indonesia tidak ada ghetto agama, yaitu "pemisahan" berdasarkan agama, Dengan demikian, tidak ada ghetto Kristen, entah itu yang diucapkan oleh orang lain maupun orang Kristen itu sendiri
Namun, jika orang Kristen tidak mau dimasukkan oleh orang lain ke dalam ghetto khusus, mengapa orang Kristen sendiri justru mencoba menciptakan ghetto bagi diri mereka sendiri ? Penulis sengaja memakai judul ini untuk mengacu pada kecenderungan gereja yang kadang-kadang lebih senang "menarik diri ke dalam" - dengan alasan keamanan - ketimbang terjun kedalam dunia nyata, Ketidakmampuan gereja menghadapi dunia nyata menbuat ia merasa lebih senang berada di dalam ghetto
Semua tulisan dalam buku ini mempunyai pokok utama : kalau gereja sungguh-sungguh hendak menjadi Gereja Yesus Kristus yang peduli pada dunia, tidak pantas ia masuk ke dalam ghetto. Sebaliknya, ia harus berada di tengah-tengah dunia apa pun resikonya, menyatakan diri sebagai bagian dari dunia, kendati tidak berasal dari dunia. Bersama dengan dua buku pertama sebelumnya, yang terakhir dari "Trilogi Pemikiran A.A. Yewangoe" ini sangat bermanfaat bagi siapa saja yang hendak mencari pemikiran mutakhir mengenai masalah-masalah kotemporer terkait gereja, masyarakat, dan negara.
No other version available